LIVE
3,605 sedang menonton

AI Bisa Tebak Gaji Seseorang dari Wajah, Ini Faktanya

AI Bisa Tebak Gaji Seseorang dari Wajah, DaunNews
AI Bisa Tebak Gaji Seseorang dari Wajah, DaunNews

AI Bisa Prediksi Gaji Seseorang dari Wajah: Teknologi, Fakta, dan Etika di Baliknya

Daun News – 22 Juni 2025

Di era teknologi canggih saat ini, kecerdasan buatan (AI) terus mengalami perkembangan yang mengejutkan. Salah satu inovasi terbaru adalah kemampuan AI untuk menebak gaji atau pendapatan seseorang hanya berdasarkan foto wajah mereka. Kedengarannya seperti fiksi ilmiah, namun sebuah studi ilmiah berjudul “AI Personality Extraction from Faces: Labor Market Implications” membuktikan bahwa hal tersebut benar adanya.

Bagaimana cara kerja AI ini? Apa dasar ilmiah yang digunakan? Dan bagaimana implikasi etikanya? Artikel ini akan mengulas lengkap temuan tersebut, membedah cara kerja teknologinya, serta membahas dampaknya dalam dunia kerja dan privasi.

Studi Ilmiah: AI dan Prediksi Gaji Lewat Wajah

Penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ilmuwan dari berbagai universitas teknologi terkemuka ini memanfaatkan teknologi computer vision dan machine learning untuk membaca ekspresi wajah dan menghubungkannya dengan kepribadian seseorang. AI kemudian mengaitkan kepribadian ini dengan data pekerjaan, termasuk estimasi gaji tahun pertama, tahun kelima, serta posisi profesional berdasarkan data ribuan lulusan MBA.

Menurut para peneliti, wajah manusia memiliki banyak sekali isyarat nonverbal yang dapat memberikan gambaran kepribadian seseorang. Misalnya bentuk alis, garis senyum, sudut mata, hingga arah pandangan.

Dari karakter wajah ini, AI mampu mengidentifikasi lima ciri utama kepribadian manusia, yang dikenal sebagai Big Five Personality Traits:

  1. Openness (keterbukaan terhadap pengalaman baru)

  2. Conscientiousness (tingkat kedisiplinan dan ketelitian)

  3. Extraversion (ekstroversi)

  4. Agreeableness (keramahan)

  5. Neuroticism (stabilitas emosi)

Cara Kerja Teknologi AI Ini

AI menggunakan pendekatan berbasis neural networks, khususnya model deep learning yang dilatih untuk membaca ekspresi mikro pada wajah (micro-expressions). Teknologi ini mampu menangkap isyarat-isyarat halus seperti:

  • Tegangan otot wajah

  • Postur kepala

  • Posisi alis

  • Kontur senyum

  • Gerakan mata

Kemudian semua informasi ini diproses untuk mengukur sejauh mana seseorang memiliki lima karakter kepribadian utama tadi. Lalu, berdasarkan database tenaga kerja yang tersedia, AI akan menyesuaikan hasil tersebut dengan tren karier dan penghasilan dari individu yang memiliki karakter serupa.

Contoh Penerapan:

  • Seseorang dengan ekspresi tegas, fokus, dan alis terangkat ke tengah sering diasosiasikan dengan conscientiousness tinggi. Individu seperti ini cenderung disiplin dan teliti, yang berarti mereka sering ditemukan dalam posisi manajerial atau profesi profesional dengan gaji tinggi.

  • Sebaliknya, wajah dengan ekspresi santai, sering tersenyum lebar, dan pandangan terbuka mungkin lebih menunjukkan karakter agreeableness dan openness, yang banyak ditemukan pada profesi kreatif atau sosial.

Manfaat Potensial Teknologi Ini

Penggunaan teknologi ini sebenarnya bisa memiliki manfaat besar dalam berbagai bidang:

1. Rekrutmen dan SDM

Perusahaan bisa lebih mudah mengidentifikasi calon pekerja yang cocok dengan budaya perusahaan, hanya dari satu foto formal.

2. Pendidikan dan Konseling Karier

AI bisa membantu mahasiswa atau pencari kerja memahami potensi diri mereka, dan memberikan saran karier berdasarkan kecocokan kepribadian.

3. Penelitian Psikologi

Para peneliti bisa mengeksplorasi lebih lanjut bagaimana ekspresi wajah dan kepribadian berhubungan erat, serta dampaknya dalam kehidupan sosial.


Ingin hiburan setelah lelah bekerja seharian? Kunjungi Dauntogel, platform hiburan digital yang memberikan pengalaman aman dan menyenangkan. Dengan fitur menarik dan layanan 24 jam, jadikan waktu luang Anda lebih seru!


Risiko dan Tantangan Etika

Meski teknologi ini terdengar canggih, banyak ahli etika memperingatkan potensi dampak negatifnya, terutama dalam konteks diskriminasi dan pelanggaran privasi.

1. Diskriminasi Statistik

AI bisa saja menilai seseorang tidak cocok untuk pekerjaan tertentu hanya berdasarkan ekspresi wajah mereka, tanpa mempertimbangkan latar belakang, pengalaman, atau kemampuan riil.

2. Privasi dan Izin

Menggunakan wajah seseorang sebagai alat analisis kepribadian tanpa izin jelas merupakan pelanggaran hak privasi.

3. Bias Algoritma

AI bisa menjadi bias jika data latihannya tidak beragam. Misalnya, jika kebanyakan data berasal dari satu ras atau kelompok ekonomi tertentu, maka hasil analisis bisa tidak akurat atau bahkan merugikan.

4. Salah Interpretasi Data

Ekspresi wajah bisa dipengaruhi banyak faktor—lelah, marah, stres, bahkan kebiasaan budaya—yang tidak berkaitan dengan kepribadian.


Bergabunglah dengan Admintoto, platform hiburan online terpercaya! Nikmati bonus referral hingga 20% dan cashback harian. Bermain jadi lebih seru, aman, dan menguntungkan bersama Admintoto!


Respons dari Para Ahli

Sejumlah pakar psikologi dan teknologi menyambut teknologi ini dengan antusias, tetapi tetap memberikan catatan penting:

“Teknologi ini membuka era baru dalam profiling digital. Tapi kita harus memastikan penggunaannya dilakukan secara etis dan transparan,” – Prof. Bagas Santoso, Ahli AI dan Etika Teknologi, Universitas Indonesia.

Sementara itu, lembaga HAM dan perlindungan konsumen mulai mendorong adanya peraturan khusus untuk penggunaan AI dalam analisis wajah dan kepribadian.


Pengaruh Sosial dan Budaya

Teknologi AI ini juga bisa mempengaruhi cara kita memandang orang lain. Apakah kita akan mulai menilai sesama hanya dari wajah? Apakah ekspresi yang ‘ideal’ akan dianggap lebih “bernilai” di dunia kerja?

Psikolog sosial mengingatkan bahwa persepsi kita terhadap wajah bisa sangat bias, dan AI bisa memperkuat bias tersebut jika tidak dikontrol dengan benar.


Mau menang hadiah langsung tiap hari? Coba keseruan di Redmitoto, platform hiburan digital dengan bonus mingguan dan fitur modern. Bermain lebih menguntungkan dan menyenangkan!


Masa Depan: Haruskah Kita Percaya AI untuk Nilai Manusia?

Pertanyaan besar yang harus dijawab: apakah kita rela masa depan karier seseorang ditentukan oleh teknologi yang hanya melihat wajah mereka?

Para pendukung teknologi ini percaya bahwa AI hanya alat bantu, bukan penentu akhir. Namun, realitasnya bisa berbeda. Jika perusahaan mulai terlalu mengandalkan algoritma untuk menilai calon pekerja, nilai kemanusiaan dalam proses rekrutmen bisa hilang.

Kesimpulan

AI yang mampu menebak gaji seseorang dari wajah adalah terobosan besar di bidang teknologi dan psikologi. Dengan pendekatan data-driven, teknologi ini mampu menebak kepribadian, potensi karier, bahkan estimasi penghasilan hanya dari ekspresi wajah.

Namun di balik inovasi ini, terdapat tantangan besar: etika, privasi, dan bias. Maka dari itu, penggunaan teknologi ini harus dilakukan secara hati-hati, adil, dan transparan. Jangan sampai kemajuan AI justru menciptakan ketidakadilan baru dalam dunia kerja.

Daun News – Menyajikan Teknologi dengan Perspektif Manusia.


Ditulis oleh Tim Redaksi
© 2025 DaunNews - Menyajikan Fakta, Bukan Sekadar Berita

Posting Komentar

0 Komentar